Minggu, 27 Desember 2015

Laporan Praktikum Analisis Fisikokimia



LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FISIKOKIMIA
“Analisis Kuantitatif Sediaan Farmasi Aspirin Dengan Metode Spektrofotometri UV-Sinar Tampak”


Description: logo unfari.png
Disusun Oleh :
Hanna Nurhasanah D1A140903

Partner :
Bentar Pramudita
Icha Febrilia Utami
Noviya Nur A
Zaenal Arifin

UNVERSITAS AL-GHIFARI BANDUNG
MIPA-FARMASI
2015-2016
BAB I
PRINSIP DAN TUJUAN

I.1 Prnsip Percobaan
Berdasarkan analisis spektrofotometri UV-VIS yatu suatu molekul yang dikenal sinar dari sumber radiasi akan diteruskan menuju monokromator.

I.2 Tujuan Percobaan
1. Melakukan analisis kuanttatif dan kualtatif dalam sedan farmasi dengan metode spektrofotometri UV-Sinar tampak
2. menyimpulkan mutu sediaan farmas dengan data spectrum UV-Sinar tampak dan asil penetapan kadar zat aktif.










BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Alat yang digunakan di lab. Kimia
1.      Labu ukur
2.      Statif
3.      Corong
4.      Buret
5.      Erlenmeyer
6.      Gelas ukur
7.      Gelas kimia
8.      Batang pengaduk
9.      Pipet tetes
10.  Kawat kassa
11.  Kaki tiga
12.  Pembakar Bunsen









II.2 Dasar Teori
Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) adalah pengukuran energi cahaya oleh suatu sistem kimia pada panjang gelombang tertentu (Day, 2002). Sinar ultraviolet (UV) mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm, dan sinar tampak (visible) mempunyai panjang gelombang 400-750 nm. Pengukuran spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer yang melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif. Spektrum UV-Vis sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-Beer (Rohman, 2007).
Hukum Lambert-Beer menyatakan hubungan linieritas antara absorban dengan konsentrasi larutan analit dan berbanding terbalik dengan transmitan. Dalam hukum Lambert-Beer tersebut ada beberapa pembatasan, yaitu :
- Sinar yang digunakan dianggap monokromatis
- Penyerapan terjadi dalam suatu volume yang mempunyai penampang yang sama
- Senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut tidak tergantung terhadap yang lain dalam larutan tersebut
- Tidak terjadi fluorensensi atau fosforisensi
- Indeks bias tidak tergantung pada konsentrasi larutan
Hukum Lambert-Beer dinyatakan dalam rumus sbb :
A = e.b.c
dimana :
A = absorban
e = absorptivitas molar
b = tebal kuvet (cm)
c = konsentrasi

INSTRUMEN SPEKTROFOTOMETRI UV – VIS


1. Sumber cahaya
Sumber cahaya pada spektrofotometer harus memiliki panacaran radiasi yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber  cahaya pada spektrofotometer UV-Vis ada dua macam :
      a. Lampu Tungsten (Wolfram), Lampu ini digunakan untuk mengukur sampel pada daerah tampak. Bentuk lampu ini mirip dengna bola lampu pijar biasa. Memiliki panjang gelombang antara 350-2200 nm. Spektrum radiasianya berupa garis lengkung. Umumnya memiliki waktu 1000jam pemakaian.
      b. Lampu DeuteriumLampu ini dipakai pada panjang gelombang 190-380 nm. Spektrum energy radiasinya lurus, dan digunakan untuk mengukur sampel yang terletak pada daerah uv. Memiliki waktu 500 jam pemakaian.




2. Wadah Sampel
kebanyakan spektrofotometri melibatkan larutan dan karenanyan kebanyakan wadah sampel adalah sel untuk menaruh cairan ke dalam berkas cahaya spektrofotometer. Sel itu haruslah meneruskan energy cahaya dalam daerah spektral yang diminati: jadi sel kaca melayani daerah tampak, sel kuarsa atau kaca silica tinggi istimewa untuk daerah ultraviolet. Dalam instrument, tabung reaksi silindris kadang-kadang diginakan sebagai wadah sampel. Penting bahwa tabung-tabung semacam itu diletakkan secara reprodusibel dengan membubuhkan tanda pada salah satu sisi tabunga dan tanda itu selalu tetaparahnya tiap kali ditaruh dalam instrument. Sel-sel lebih baik bila permukaan optisnya datar. Sel-sel harus diisi sedemikian rupa sehingga berkas cahaya menembus larutan, dengan meniscus terletak seluruhnya diatas berkas. Umumnya sel-sel ditahan pada posisinya dengan desain kinematik dari pemegangnya atau dengan jepitan berpegas yang memastikan bahwa posisi tabung dalam ruang sel (dari) instrument itu reprodusibel.
Description: Gambar2. Monokromator
Monokromator adalah alat yang akan memecah cahaya polikromatis menjadi  cahaya tunggal (monokromatis) dengan komponen panjang gelombang tertentu. Bagian-bagian monokromator, yaitu :
   a. Prisma
Prisma akan mendispersikan radiasi elektromagnetik sebesar mungkin supaya di dapatkan resolusi yang baik dari radiasi polikromatis.

   b. Grating (kisi difraksi)
Kisi difraksi memberi keuntungan lebih bagi proses spektroskopi. Dispersi sinar akan disebarkan merata, dengan pendispersi yang sama, hasil dispersi akan lebih baik. Selain itu kisi difraksi dapat digunakan dalam seluruh jangkauan spektrum.
   c. Celah optis
Celah ini digunakan untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diharapkan dari sumber radiasi. Apabila celah berada pada posisi yang tepat, maka radiasi akan dirotasikan melalui prisma, sehingga diperoleh panjang gelombang yang diharapkan.
   d. Filter
Berfungsi untuk menyerap warna komplementer sehingga cahaya yang diteruskan merupakan cahaya berwarna yang sesuai dengan panjang gelombang yang dipilih.
4. Detektor –
Detektor akan menangkap sinar yang diteruskan oleh larutan. Sinar kemudian diubah menjadi sinyal listrik oleh amplifier dan dalam rekorder dan ditampilkan dalam bentuk angka-angka pada reader (komputer). Detector dapat memberikan respons terhadap radiasi pada berbagai panjang gelombang Ada beberapa cara untuk mendeteksi substansi yang telah melewati kolom. Metode umum yang mudah dipakai untuk menjelaskan yaitu penggunaan serapan ultra-violet. Banyak senyawa-senyawa organik menyerap sinar UV dari beberapa panjang gelombang. Jika anda menyinarkan sinar UV pada larutan yang keluar melalui kolom dan sebuah detektor pada sisi yang berlawanan, anda akan mendapatkan pembacaan langsung berapa besar sinar yang diserap. Jumlah cahaya yang diserap akan bergantung pada jumlah senyawa tertentu yang melewati melalui berkas pada waktu itu. Anda akan heran mengapa pelarut yang digunakan tidak mengabsorbsi sinar UV. Pelarut menyerapnya! Tetapi berbeda, senyawa-senyawa akan menyerap dengan sangat kuat bagian-bagian yang berbeda dari specktrum UV. Misalnya, metanol, menyerap pada panjang gelombang dibawah 205 nm dan air pada gelombang dibawah 190 nm. Jika anda menggunakan campuran metanol-air sebagai pelarut, anda sebaiknya menggunakan panjang gelombang yang lebih besar dari 205 nm untuk mencegah pembacaan yang salah dari pelarut
5. Visual display/recorder
Merupakan system baca yang memperagakan besarnya isyarat listrik, menyatakan dalam bentuk % Transmitan maupun Absorbansi.

PRINSIP KERJA
Cahaya yang berasal dari lampu deuterium maupun wolfram yang bersifat polikromatis di teruskan melalui lensa menuju ke monokromator pada spektrofotometer dan filter cahaya pada fotometer. Monokromator kemudian akan mengubah cahaya polikromatis menjadi cahaya monokromatis (tunggal). Berkas-berkas cahaya dengan panjang tertentu kemudian akan dilewatkan pada sampel yang mengandung suatu zat dalam konsentrasi tertentu. Oleh karena itu, terdapat cahaya yang diserap (diabsorbsi) dan ada pula yang dilewatkan. Cahaya yang dilewatkan ini kemudian di terima oleh detector. Detector kemudian akan menghitung cahaya yang diterima dan mengetahui cahaya yang diserap oleh sampel. Cahaya yang diserap sebanding dengan konsentrasi zat yang terkandung dalam sampel sehingga akan diketahui konsentrasi zat dalam sampel secara kuantitatif.

HAL – HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Larutan yang dianalisis merupakan larutan berwarna
Apabila larutan yang akan dianalisis merupakan larutan yang tidak berwarna, maka larutan tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi larutan yang berwarna. Kecuali apabila diukur dengan menggunakan lampu UV.
2. Panjang gelombang maksimum
Panjang gelombang yang digunakan adalah panjang gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal. Hal ini dikarenakan pada panajgn gelombang maksimal, kepekaannya juga maksimal karena pada panjang gelombang tersebut, perubahan absorbansi untuk tiap satuan konsentrasi adalah yang paling besar. Selain itu disekitar panjang gelombang maksimal, akan terbentuk kurva absorbansi yang datar sehingga hukum Lambert-Beer dapat terpenuhi. Dan apabila dilakukan pengukuran ulang, tingkat kesalahannya akan kecil sekali.
3. Kalibrasi Panjang gelombang dan Absorban
Spektrofotometer digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang dipancarkan dan cahaya yang diabsorbsi. Hal ini bergantung pada spektrum elektromagnetik yang diabsorb oleh benda. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawa yang terbentuk. Oleh karena itu perlu dilakukan kalibrasi panjang gelombang dan absorban pada spektrofotometer agar pengukuran yang di dapatkan lebih teliti.














BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

III.1 Cara Kerja
Pembuatan lar. Standar Fe-salisilat&kurva kalibras lar. standar
1.     


 



Masukan 160 mg asam salisilat yang telah ditimbang
+ 5ml NaOH 1,0M
2.      Panaskan selama 5 menit, aduk. Setelah itu dinginkan
3.     


 







Pndahkan ke dalam labu ukur, encerkan dengan aquadest sampai tanda batas. (Lar. Stock pembanding) tandai labu takar dengan kode “SA”
4.      Pipet masng-masing 0,5; 0,4; 0,3; 0,2; 0,1 ml ke dalam labu ukur 10ml. encerkan dengan FeCl3 0,02 M sampai tanda batas

5.      Ukur absorbansi dengan panjang gelombang 530nm mulai pengukuran dar yg palng encer, blas kuvet terlebih dahulu menggunakan larutan FeCl3 0,02M (blanko).

Larutan Uji
1.      Serbukan 5 tablet aspirin, timbang sebanyak 240 mg
2.      Persapkan larutan stock aspirin “ASA” (pengerjaan seperti di atas)
3.      Pipet 0,3ml lar. Stock ASA ke dalam labu. Encerkan dengan larutan FeCl3 0,02 M sampai tanda batas.
4.      Ukur, catat absorbansi lar. Tersebut pada panjang gelombng 530 nm.
5.      Tentukan kadar aspirin dalam ablet aspirin, dengan menggunakan persamaan regres linier yang didapat dari kurva kalibrasi (jangan lupa menghtung pengencerannya)











III.2 Alat yang dgunakan
1.      Labu ukur 10ml
2.      Labu ukur 100ml
3.      Beaker glass
4.      Kawat kasa
5.      Kaki 3
6.      Pipet tetes
7.      Kuvet
8.      Spektrofotometri UV-VIS

III.3 Bahan yang digunakan
1.      Asam salisilat
2.      NaOH 1,0 M
3.      Aquadest
4.      FeCl3 0,02 M
5.      Tablet Aspirin









BAB IV
HASIL PERCOBAAN & PEMBAHASAN

IV.1 Hasil percobaan
Asam salislat
Konsentrasi
Absorbansi
0,1 ml
0,156
0,2 ml
0,314
0,3 ml
0,395
0,4 ml
0,656
0,5 ml
0,604

Nilai kolerasi : 0.89626
Nilai kolerasi berbanding lurus dengan nilai Absorbansi.

Larutan Uji
Konsentrasi (ml)
Kons.
Absorbansi
0,3 ml
82,220
0,690





III.2 Pembahasan
·         Perhtungan Nà M

M= N/b = 1,0N/1 = 1,0M

·         Perhitungan FeCl3

0,02=gr’77x1000/100
gr= 0,02x77/10=0,154gr

·         Larutan stock

160mg/100ml
Ppm=part per million= mkro gram/ml
160mg à 160.000 miko gram/100ml
                 1600 mikro gram/ml
160mg/100 ml à 1600 ppm

·         Perhitungan pengenceran
1.      V1.N1= V2.N2
10.X = 0,1.1600
X=16 ppm      

2.      V1.N1= V2.N2
10.X = 0,2.1600
X= 32ppm



3.      V1.N1= V2.N2
10.X = 0,3.1600
X= 48 ppm

4.      V1.N1= V2.N2
10.X = 0,4.1600
X= 64 ppm

5.      V1.N1= V2.N2
10.X = 0,5.1600
X= 80 ppm
·         Berat rata-rata tablet
5 tablet = 100mg/5 = 240mg/ tablet

·         Perhitungan konsentrasi tiap tablet
100 mg à 100.000 mikro gram/100 ml
1000 mkro gram/ml

V1.N1 = V2.N2
10.X = 0,3.1000
X= 300/10
X= 30






Nilai absorbans yang didapat pada praktikum kali ini adalah 0.156 , 0.314 , 0.395 , 0.656 , 0.604 . artinya, pada konsentrasi 0,5 mengalami penurunan nla absorbansi. Seharusnya, nilai absorbansi tu mengalami kenaikan setiap ada penambahan konsentrsi karena nilai absorbansi berbanding lurus dengan nila konsentrasi. Hal yang terjad kali ini, bisa disebabkan oleh ks=esalahan prosedur yang dilakukan ataupun kecerobohan ketika melakukan percobaan.
Selajutnya, pada uji sampel tablet aspirin didapat konsentrasi menggunakan alat spektrofotometri UV-VS adalah sebanyak 82,220 tetap ketika dihitung pertablet konsentrasi yang ddapat dari 100mg/tablet adalah 30. Artnya, terdapat kesenjangan antara hasil yang ddapat menggunakan spektrofotometri UV-VS dengan yang dihitung menggunakan rumus. Hal ini bisa saja dsebabkan oleh adanya kontamnasi dari zat-zat asng sehingga ketidak akuratan dalam pngamblan data terjadi.
                                 











BAB V
KESIMPULAN

V.1 Kesimpulan
Nilai Absorbansi berbanding lurus dengan nilai konsentras, apabila teradi ketidak akuratan data, dapat disebabkan oleh adanya keslahan pada saat pengerjaan ataupun adanya zat-zat yang mengkontamnas. Kosentrasi pada setap tablet asprin 100mg adalah 82,220.

V.2 Daftar Pustaka
modul praktikum Analisis Fsikokimia





LAMPIRAN
A.    Pertanyaan
1.      Jelaskan prinsip penetapan kadar aspirin dalam tablet aspirn yang dilakukan pada praktikum!
Jawab : Prinsip penetuan kadadr aspirin dapat dilakukan dengan metode titrasi  asam-basa. Metode titrasi yang di gunakan adalah penetapan kadar dengan cara alkalimetri. Alkalimetri merupakan titrasi menggunakan larutan standar basa yang digunakan untuk menentukan asam. Untuk mengetahui konsentrasi aspirin dilakukan titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N. Gugus asetil dalam reaksi netralisasi ini lebih sukar lepas daripada gugus karbonil.

2.      Apa fungsi larutan FeCl3 yang digunakan pada percobaan kali ini!
Jawab : FeCl3 berfungsi sebagai blanko dan kromotag (menghasilkan warna). FeCl3 akan membentuk kompleks ungu dengan asam salisilat karena dalam gugus asam salisilat terdapat atom O (nukleofil) dalam gugus OH akan  menyerang atom Fe dengan melepaskan atom H nya untuk membentuk ikatan O-FeCl2. Aspirin tidak membentuk kompleks berwarna ungu karena tidak memiliki gugus OH. Sedangkan, FeCl3 digunakan sebagai blanko supaya alat spektrofotometer UV/Vis mengenal matriks selain sampel sebagai pengotor. Kemudian setting blank sehingga ketika pengukuran hanya sampel yang diukur absorbansinya. Sebelum pengukuran absorbansi sampel/standar, harus dilakukan blanko terlebih dahulu.




3.      Tuliskan reaks yang terjadi pada penentuan kadar aspirin dalam tablet asprin!
Jawab : Aspirin merupakan senyawa bersifat asam yang dapat disintetis dari asam salisilat yang diisolasikan  dengan asetil klorida atau anhidrida asam asetat yang persamaan reaksi kimianya
CH3COOH
 
 
                                    +                                                                                               +  


Konsentrasi aspirin dapat ditentukan dengan melakukan titrasi dengan larutan NaOH 0,1 M. Dalam reaksi  netralisasi ini, gugusan - gugusan  karbonil mengalami reaksi dalam persamaan reaksi kima sebagai berikut:





NaOH
 


H2O
 

 
                                     +                                                                                +

Titk ekuivalen ditandai oleh terjadinya perubahan warna larutan, dengan indikator PP yang konstan selama satu menit. Kadar titran NaOH yang berlebih mengakibatkan terjadi reaksi sebagai berikut:
 












NaOH
 


 
                                           +                                                                      +

Tidak ada komentar:

Posting Komentar