LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS
FISIKOKIMIA
“Analisis
kualitatif dan Kuantitatif Sediaan Farmasi Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi”
Disusun
Oleh :
Hanna
Nurhasanah D1A140903
Partner
:
Bentari
Pramudita
Icha
Febrilia Utami
Noviya
Nur A
Zaenal
Arifin
UNVERSITAS
AL-GHIFARI BANDUNG
MIPA-FARMASI
2015-2016
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1
Prinsip percobaan
Berdasarkan
pemisahan setiap komponen dalam sample untuk selanjutnya diidentifikasi
(kualitatif) dan dihitung berapa konsentrasi dari masing-masing komponen
tersebut (kuantitatif). Analisa kualitatif bertujuan untuk mengetahui informasi
tentang identitas kimia dari analat dalam suatu sample. Sedangkan analisa
kuantitaif untuk mengetahui jumlah dan konsentrasi analat tersebut dalam sample.
I.2
Tujuan Percobaan
·
Melakukan analsis kualitatif dan
kuantitatif sedan farmasi dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi.
·
Menyimpulkan mutu sedan farmasi dengan
data kromatogram dan hasil penetapan kadar.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
II.1
Dasar Teori
Kromatografi
adalah cara pemisahan campuran yang didasarkan atas perbedaan distribusi dari
komponen campuran tersebut diantarany dua fase, yaitu fase diam (stationary)
dan fase bergerak (mobile). Fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair,
sedangkan fase bergerak dapat berupa zat cair atau gas. Dalam kromatografi fase
bergerak dapat berupa gas atau zat cair dan fase diam dapat berupa zat padat
atau zat cair (Acun, dkk, 2010).
Banyaknya
macam-macam kromatografi yang salah satunya adalah kromatografi gas, yang
merupaka metode kromatografi pertama yang dikembangkan pada zaman instrumen dan
elektronika. Kromatografi gas dapat dipakai untuk setiap campuran dimana semua
komponennya mempunyai tekanan uap yang berarti, suhu tekanan uap yang dipakai
untuk proses pemisahan. Tekanan uap atau keatsirian memungkinkan komponen
menguap dan bergerak bersama-sama dengan fase gerak yang berupa gas (Acun, dkk,
2010).
Kromatografi
gas metode yang tepat dan cepat untuk memisahkan campuran yang sangat rumit.
Waktu yang dibutuhkan beragam, mulai dari beberapa detik untuk campuran yang
sederhana sampai berjam-jam untuk campuran yang mengandung 500-1000 komponen.
Metode ini sangat baik untuk analisis senyawa organik yang mudah menguap
seperti hidrokarbon dan eter. Analisis minyak mentah dan atsiri dalam buah
telah dengan sukses dilakukan dengan tehnik ini. Efisien pemisahan ditentukan
ditentukan dengan besarnya interaksi antara sampel dan cairan, dengan
menggunakan fase cair standar yang diketahui efektif untuk berbagai senyawa
(Acun, dkk, 2010).
Prinsip
dasar dari HPLC, dan semua metode kromatografi adalah memisahkan setiap
komponen dalam sample untuk selanjutnya diidentifikasi (kualitatif) dan
dihitung berapa konsentrasi dari masing-masing komponen tersebut (kuantitatif).
Analisa kualitatif bertujuan untuk mengetahui informasi tentang identitas kimia
dari analat dalam suatu sample. Sedangkan analisa kuantitaif untuk mengetahui
jumlah dan konsentrasi analat tersebut dalam sample (Riyadi, 2009).
Teknik
HPLC merupakan satu teknik kromatografi cair- cair yang dapat digunakan baik
untuk keperluan pemisahan maupun analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif
dengan teknik HPLC didasarkan kepada pengukuran luas atau area puncak analit
dalam kromatogram, dibandingkan dengan luas atau area larutan standar. Pada
prakteknya, perbandingan kurang menghasilkan data yang akurat bila hanya
melibatkan satu standar, oleh karena itu maka perbandingan dilakukan dengan
menggunakan teknik kurva kalibrasi (Cupritabu, 2010).
Menurut
Adnan (1997), komponen utama HPLC adalah :
a. Reservoir
pelarut : zat pelarut yang dipakai polaritasnya dapat bervariasi tergantung
dari senyawa yang dianalisis, yang perlu diperhatikan adalah bahwa tempat
pelrut tersebut harus memungkinkan untuk proses menghilangkan gas atau udara
yang ada dalam pelarut
b. Pompa
: digunakan untuk mengalirkan pelarut sebagai fase mobile dengan kecepatan dan
tekanan yang tetap
c. Injektor
: saat sampel diinjeksikan ke dalam kolom, diharapkan agar pelarut tidak
mengganggu masuknya keseluruhan sampel ke dalam kolom. Injeksi dapat
menggunakan syringe.
d. Kolom
krmatografi : kolom yang dipakai memiliki panjang 10 – 25 cm dan diameter 4,5 –
5 mm yang diisi dengan fase stasioner beukuran 5-10 mikrometer dan terbuat dari
logam atau stainlessteel.
e. Detektor
: digunakan untuk mendeteksi sampel. Detektor dibutuhkan untuk mempunyai
sinsitivitas yang tinggi, linear untuk jangka konsentrasi tertentu dan dapat
mendekati eluen tanpa mempengaruhi resolusi kromatografi.
Saat
ini, HPLC atau KCKT merupakan teknik pemisahan yang diterima secara luas untuk
analisis dan pemurnian senyawa tertentu dalam suatu sampel pada sejumlah
bidang, antara lain : farmasi; lingkungan; bioteknologi; polimer; dan industri-
industri makanan. Kegunaan umum HPLC adalah untuk: pemisahan sejumlah senyawa
organik, anorganik, maupun senyawa biologis ; analisis ketidakmurnian
(impurities); analisis senyawa- senyawa mudah menguap (volatile); penentuan
molekul- molekul netral, ionic, maupun zwitter ion; isolasi dan pemurnian
senyawa; pemisahan senyawa-senyawa yang strukturnya hamper sama; pemisahan
senyawa- senyawa dengan jumlah sekelumit (trace elements), dalam jumlah yang
banyak, dan dalam skala proses industry, HPLC merupakan metode yang tidak
destruktif dan dapat digunakan baik untuk analisis kualitatif maupun
kuantitatif (Cupritabu, 2010).
Menurut
Khopkar (1990), zat dengan kepolaran berbeda dapat dipisahkan dengan HPLC
berdasarkan partisi cair-cair. Prinsip HPLC menggunakan prinsip kromatografi
adsorbsi dan banyak digunakan dalam industi farmasi dan pestisida. Prinsip umum
kromatografi:
Keterangan
:
1. Fase
gerak
2. Fase
diam
3. Kolom
4. Detektor
5. Rekorder
HPLC
sering digunakan antara lain untuk menetapkan kadar senyawa aktif pada obat,
produk hasil samping proses sintesis, atau produk- produk degradasi dalam
sediaan farmasi. Keterbatasan metode HPLC ini adalah untuk identifikasi
senyawa, kecuali jika HPLC dihubungkan dengan spektometer massa (MS).
Keterbatasan lainnya adalah sampel sangat kompleks maka resolusi yang baik
sulit diperoleh (Cupritabu, 2010).
Parasetamol
adalah senyawa yang memiliki sifat polar dan gugus kromofor yang dimilikinya
mnyebabkan senyawa ini dapat menyerap sinar UV. Karakteristik senyawa ini
memungkinkan analisis dengan teknik HPLC menggunakan kolom nonpolar seperti
C-18 dan fasa gerak polar seperti methanol/ air. Parasetamol diabsorbsi cepat
dan sempurna melalui saluran cerna. Konsentrasi tertinggi plasma dicapai dalam
waktu ½ jam dan masa paruh plasma antara 1-3 jam. Obat ini tersebar ke seluruh
tubuh. Dalam plasma, 25% parasetamol terikat protein plasma. Parasetamol
digunakan sebagai analgesic dan antipiretik (Cupritabu, 2010).
II.2
Alat yang digunakan di lab. Kimia
1.
Labu ukur
2.
Statif
3.
Corong
4.
Buret
5.
Erlenmeyer
6.
Gelas ukur
7.
Gelas kimia
8.
Batang pengaduk
9.
Pipet tetes
10.
Kawat kassa
11.
Kaki tiga
12.
Pembakar Bunsen
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
III.1 Prosedur
Percobaan
A. Analisis
Kualitatif
Larutan
standar
1. Masukan
25mg serbuk parasetamol ke dalam labu ukur 50ml encerkan sampai tanda batas.
2. Pipet
1,0ml larutan ke dalam labu ukur 10ml, encerkan dengan fase gerak sampai tanda
batas
3. Saring
larutan dengan membrane filter PTFE ukuran 0.45 mikrometer
4. Larutan
siap dinjeksikan ke dalam KCKT
Larutan
Uji
1. Timbang
dan serbukan 4 tablet parasetamol
2. Tmbang
sebanyak 50 mg, masukan ke dalam labu ukur 100ml. tambahkan 50ml fase gerak,
kocok mengguakan shaker 3D 10 menit, sonkasi selama 5 menit.
3. Encerkan
dengan fase gerak sampai tanda batas
4. Pipet
sebanyak 2,0ml masukan ke dalam labu ukur 25ml encerkan dengan fase gerak
sampai tanda batas.
5. Sarng
dengan membrane filter PTFE 0.45 mikrometer
6. Buang
2ml filtrate awal
7. Larutan
sap dinjeksikan kedalam HPLC
B. Analisis
Kuantitatif
Larutan
Standar
1. Masukan
25mg serbuk parasetamol ke dalam labu ukur 50 ml. encerkan dengan fase gerak
sampai tanda batas
2. Pipet
masing-masing 0.2; 0.; 0.6; 0.8; 1.0; dan 1.2 ml kedalam labu ukur 10 ml.
encerkan dengan fase gerak sampai tanda batas
3. Saring
larutan dengan membrane filter PTFE 0.45 mikro meter
4. Larutan
siap di injeksikan ke dalam KCKT
5. Hitung
konsentrasi masing-masing larutan kurva kalibrasi
Larutan
Uji
1. Timbang
dan serbukan 4 tablet parasetamol
2. Timbang
sebanyak 50ml, masukan ke dalam labu ukur 100ml
3. Tambahkan
50 ml fase gerak, kocok dengan shacker 3D selama 10 menit lalu sonikasi selama
5 menit
4. Encerkan
dengan fase gerak sampai tanda batas
5. Pipet
2.0 ml ke dalam labu ukur 25ml, encerkan dengan fase gerak sampai tanda batas
6. Saring
dengan membrane filter PTFE 0.45 mikrometer, buang 2ml filtrate awal
7. Larutan
siap diinjeksikan ke KCKT
III.
1 Alat yang digunakan
1.
Labu ukur 10ml
2.
Labu ukur 100ml
3.
Labu ukur 25 ml
4.
Beaker glass
5.
Pipet tetes
6.
HPLC
7.
Membrane filter PTFE 0.45 mikrometer
III.2
Bahan yang digunakan
1.
Parasetamol serbuk
2.
Parasetamol Tablet
3.
Methanol
4.
Aquadest
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV.1
Hasil Percobaan
ANALISIS KUALITATIF
Larutan Standar
Ret.
Time
|
Area
|
0.866
|
11132
|
3.939
|
78380
|
3.424
|
8651
|
3.662
|
13241
|
7.029
|
33594
|
|
144532
|
Larutan Uji
Ret.
Tme
|
Area
|
3.066
|
51286
|
5.869
|
47939
|
6.306
|
12708
|
9.398
|
226194
|
9.823
|
23869
|
ANALISIS KUANTITATIF
Larutan Standar
Konsentrasi
|
Ret.
Time
|
Area
|
10
|
8.192
|
275992
|
20
|
2.383
|
3959
|
30
|
2.385
|
2906
|
40
|
2.380
|
3922
|
50
|
2.395
|
6075
|
60
|
2.380
|
7839
|
Larutan
Uji
No
|
Ret.time
|
Area
|
1
|
4.082
|
74222
|
2
|
5.133
|
3422
|
3
|
5.581
|
28920
|
4
|
7.558
|
18794
|
IV.2 Pembahasan
Kromatografi
adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk bermacam-macam teknik pemisahan
yang didasarkan atas partisi sampel diantara suatu fasa gerak yang bisa berupa
gas ataupun cair dan fasa diam yang juga bisa berupa cairan ataupun suatu
padatan. HPLC (high performance liquid chromatography)
merupakan salah satu teknik kromatografi untuk zat cair yang
biasanya disertai dengan tekanan tinggi.
HPLC berupaya untuk memisahkan molekul berdasarkan
perbedaan afinitasnyaterhadap zat padat tertentu. Prinsip HPLC menggunakan
prinsip kromatografi adsorbsi dan banyak digunakan dalam industi farmasi dan
pestisida. Zat dengan kepolaran berbeda dapat dipisahkan dengan HPLC
berdasarkan partisi cair-cair. Komponen utama HPLC adalah : reservoir
pelarut, pompa, injektor, kolom kromatografi, detektor. Dalam HPLC, fasa
diam adalah fasa yang secara tetap tidak bergerak, biasanya berbentuk
partikel dan terletak di dalam tabung kolom. Fasa gerak adalah fasa
yang bergerak dengan arah yang telah ditentukan. Pada percobaan yang digunakan
sebagai fasa gerak adalah metanol dan sampel adalah paraseamol.
Waktu retensi adalah waktu yang dibutuhkan
oleh senyawa untuk bergerak melalui kolom menuju detektor disebut sebagaiwaktu
retensi. Waktu retensi diukur berdasarkan waktu dimana sampel diinjeksikan
sampai sampel menunjukkan ketinggian puncak maksimum pada grafik dari senyawa
itu.
Cara kerja HPLC adalah
sampel yang larut dalam fase gerak diinjeksikan ke dalam kolom kromatografi
dengan menggunakan syringe. Volume yang ditampung adalah 0,2 ml, juk berlebih
akan dikeluarkan. Fase gerak akan dialirkan dengan menggunakan pompa. Sampel
yang masuk dalam kolom akan didorong oleh fase gerak sehingga zat-zat yang
terkandung dalam sampel akan dianalisis dan bereaksi dengan fase diam. Oleh
detektor akan dibaca dan dihasilkan keluaran berupa grafik dan data tinggi beserta
luas puncak dalam bentuk angka.
Pada percobaan ini,
parasetamol yang terkandung dalam sampel apabila dianalisis dengan HPLC, memiliki
waktu retensi sekitar 10 menit. Sampel yang mengandung parasetamol paling
banyak memiliki tinggi dan luas puncak yang lebih besar. semakin besar
konsentrasi parasetamol, maka tinggi dan luas puncak semakin besar.
BAB
V
KESIMPULAN
V.1 Kesimpulan
Komponen
utama dari HPLC yaitu, pompa, injector, elusi gradient, kolom, detector,
pengolahan data. Prinsip dasar HPLC (High Performance Liquid Chromatografi)
adalah pemisahan senyawa-senyawa berdasarkan kepolaran, dimana terdapat fase
mobile (gerak) dan fase stasioner (diam). HPLC sering digunakan antara lain
untuk menetapkan kadar senyawa aktif pada obat, produk hasil samping proses
sintesis, atau produk- produk degradasi dalam sediaan farmasi. Contohnya adalah
menganalisis parasetamol dan kafein dalam suatu campuran. HPLC sebagai suatu
metode pemisahan memiliki beberapa keuntungan yaitu menghasilkan pemisahan yang
sangat cepat, dapat memisahkan zat-zat yang tidak mudah menguap ataupun tak
tahan panas, banyak pilihan fasa geraknya, mudah untuk mendapatkan kembali
cuplikan, karena detector pada KCKT tidak merusak komponen zat yang dianalisis,
dan dapat dirangkai dengan instrumen lain untuk meningkatkan efisiensi
pemisahan. Sedangkan kekurangannya adalah larutan harus dicari fase diamnya
terlebih dahulu, hanya bisa digunakan untuk asam organic, harus mengetahui
kombinasi yang optimum antara pelarut, analit, dan gradient elusi, harganya
mahal sehingga penggunaannya dalam lingkup penelitian yang terbatas
V.2 Daftar Pustaka
Acun.,
Sodiyc. 2010. Kromatografi Gas. http://sodiycxacun.blogspot.com. 11 November 2010.
Adnan, M. 1997. Teknik Kromatografi untuk Analisis Bahan Makanan. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta.
Cupritabu, 2010. Menghitung Kadar Parasetamol dalam Obat dengan HPLC. http://cuprittrappedonlab.blogspot.com. 11 November 2010.
Khopkar, S.M., 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Riyadi, W. 2009. Identifikasi signal kromatogram HPLC. http://wahyuriyadi.blogspot.com. 11 November 2010.
Adnan, M. 1997. Teknik Kromatografi untuk Analisis Bahan Makanan. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta.
Cupritabu, 2010. Menghitung Kadar Parasetamol dalam Obat dengan HPLC. http://cuprittrappedonlab.blogspot.com. 11 November 2010.
Khopkar, S.M., 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Riyadi, W. 2009. Identifikasi signal kromatogram HPLC. http://wahyuriyadi.blogspot.com. 11 November 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar